7 LANDASAN KEBIJAKSANAAN

Dalam persepsi umum kecerdasan adalah bagian dari kebijaksanaan bahkan sama dan sebangun bentuknya. Kecerdasan adalah kemampuan otak mengolah pengetahuan pada satu atau beberapa bidang pengetahuan yang dikuasai sedangkan kebijaksanaan merupakan sifat atau kepribadian yang menyertai diri atau pribadi seseorang. Pada praktek keseharian, kecerdaan cenderung stabil pada usia muda dan dapat dikatakan tidak berubah pada usia lanjut. Sebaliknya, kebijaksanaan berproses seiring usia dan pengalaman yang bertambah. Kebijaksanaan dapat mengalami perubahan oleh karena kepentingan dan faktor faktor emosi yang menyertai situasi pada saat itu. Gambaran singkat ini dapat dianggap cukup jelas bagi perbandingan atau perbedaan antara kebijaksanaan dan kecerdasan.

Tidak mengherankan apabila dalam berbagai kenyataan di dalam masyarakat, ditemukan sosok dengan pribadi yang sangat cerdas dalam bidang pendidikan dan teknologi tetapi tidak memiliki kebijaksanaan yang cukup dalam interaksi  sosial

Penelitian empiris tentang kebijaksanaan dimulai pada tahun 1970-an di Max Planc Institute di Berlin dan University of Southern California yang pada akhirnya menetapkan 7 landasan empiris tentang kebijaksanaan :

Pro Sosial, merupakan sifat dasar yang menitikberatkan rasa simpati dan empati sabagai dasarnya 

Pengendalian Emosi, emosi sebagi gejolak perasaan dapat mengalami  perubahan dari waktu ke waktu  hingga dalam hitungan menit. Emosi dalam arti perasaan seseorang sangat erat hubungannya dengan apa yang dirasakannya dan atau kepentingannya.  Emosi mampu mendorong keinginan pada tingkat terendah atau tidak menginginkan sampai kepada keharusan untuk memenuhi keinginan tersebut. Orang bijak akan mengatur keinginannya selaras dengan kebutuhannya.

Refleksi Diri, adalah suatu kesadaran utuh seseorang tentang dirinya sendiri akan alam pikiran atau gagasan, kenyataan hidup dan tujuan hidupnya.  Gagasan yang baik akan menghasilkan kebaikan pula pada kenyataan hidup dan pada akhirnya merubah tujuan hidup yang baik. Tentu hasil yang berbeda akan diperoleh dengan alam pikiran yang buruk, sesuatu  yang berkaibat fatal sebagai hasilnya

Keragaman Perspektif, Setiap individu memiliki perspektif yang berbeda pada suatu aspek yang ada dalam lingkungannya.  Pengalaman masa lalu, pengetetahuan dan intuisi menghasilakan pandangan yang berbeda pada tiap individu yang ada  Orang bijak harus mampu menerima keragaman perspektif  ini sebagai kenyataan dan merupakan bagian dari kebersamaan sehingga ia mampu menempatkan diri sesuai kualitas intelektualyang dimilikinya.

Ketegasan, ketegasan tidak sama artinya dengan keputusan yang keras dan cepat tetapi ketegasan lebih merupakan keputusan yang tepat sasaran pada waktu singkat dengan rasionalitas. Seringkali, ketegasan berwujud emosi disertai tempramen yang tinggi namun dalam kebijaksanaan rasional dan emosi menjadi satu bagian yang tidak terpisah dengan kadar berimbang. 

Nasehat, Orang yang bijak  memiliki banyak solusi atau jalan keluar dari barbagai macam persoalan sebagai sumber nasehat. Kebijaksanaan ini diperoleh melalui  pengalaman berpikir, melihat dan merasakan hingga menjadi pengetahuan baginya. Orang yang bijak akan berusaha mengakhiri konflik yang ada dengan cara yang adil bagi pihak - pihak yang sedang berkonfrontasi. Keunggulan orang yang bijak adalah "Kemampuannya meredakan amarah banyak orang " 

Spritualitas, Spritualitas bukan religiositas, penghargaan atas sesuatu yang menjadi kepercayaan orang lain tanpa harus menyoal-jawab akan kepercayaan tersebut serta rasa percaya yang konsisten atas apa yang diyakini sendiri adalah kebenaran adalah dasar utama. . Landasan ini harus menjadi landasan empiris kebijaksanaan karena spiritualitas harus mampu menghargai bahwa rasa percaya seseorang terhadap apa yang dipercaya adalah suatu pilihan yang benar sedangkan apa yang dipilihnya sebagai kebenaran adalah pilihannya. 



0 Komentar